The 2-Minute Rule for Cerpen Fiksi
The 2-Minute Rule for Cerpen Fiksi
Blog Article
Salah satu alasan utamanya adalah karena harus mencari nafkah. Saya adalah Gilang, dan saya termasuk dalam kelompok anak-anak yang tidak dapat mengecap pengalaman bersekolah.
Merpati itu menjatuhkan kotorannya di kepala Benny, lalu terbang pergi, meninggalkan Benny yang kesal. Merpati lain bertengger di lampu luar dan yang lain mulai berjalan masuk ke rumah.
Ketika bekal tersebut diberikan kepada ayahnya, sang ayah terkejut karena bekal yang dibawakan hanya sedikit.
"Ya ampun.. oh iya aku lupa, ketinggalan di warung tempat kita makan tadi" jawabnya dengan rasa bersalah
Kesibukkan Inaq betul-betul membuatnya lupa jika anaknya dari tadi sudah memberitahunya. Batu itu terus meninggi hingga melebihi pohon kelapa.
Oleh karena itu, kamu bisa mencoba untuk membaca beberapa karya fiksi yang sudah ada dengan tema dan style yang sama.
June selalu menangis atau memeluk orang tuanya ketika didekati oleh hewan peliharaan teman dan saudaranya. Bu Emily dan Pak Peter tak habis pikir kenapa putri mereka bisa takut pada hewan peliharaan yang begitu menggemaskan.
“Nah, sekarang aku harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang, ayo Contoh Cerita Fiksi kalian para buaya segera baris berjajar hingga ke tepi sungai di sebelah sana,” “Nanti aku akan menghitung satu persatu.”
Setiap hari setelah pulang sekolah, Blacky selalu duduk di teras rumah menyambut kedatangan Maulana.
Cici pun menangis dan terus berteriak minta tolong. Cici memutar otak mencari cara bagaimana agar ia bisa bebas dari cengkeraman serigala itu. Akhirnya, ia mendapatkan ide. “Pak Serigala, aku punya dua teman disana. Bagaimana jika mereka ku jemput ke sini supaya kamu dapat makan lebih banyak lagi?” Cici berusaha mengelabui Serigala itu.
Rena hidup sebatang kara dengan neneknya di rumah peot yang berada di pinggir desa. Dia adalah anak yang pandai sehingga para guru di sekolahnya sangat menyanjungnya. Suatu hari dia telah lulus SMA.
Sedangkan kedua anak Inaq Lembian tidak jatuh ke bumi. Mereka telah berubah menjadi dua ekor burung. Anak sulung berubah menjadi burung Kekuwo dan adiknya berubah menjadi burung Kelik. Oleh karena keduanya berasal dari manusia maka kedua burung itu tidak mampu mengerami telurnya.
Andai saja ia tak tamak. Memang benar apa yang dikatakan sang pertapa tua. Tak ada gunanya menyesal. Semua ini terjadi karena ia tak pernah puas dan bersyukur atas apa yang ia miliki.
Di hadapannya terhampar sebuah hutan yang sunyi. Ia ragu untuk melangkah masuk ke dalam kerimbunan pepohonan yang kian layu. Suara angin yang berdentum-dentum menambah ketegangan di udara. Tak ada jejak binatang atau tanda kehidupan lainnya. Ia merasakan ada seseorang » Baca lanjutan ceritanya...